Hidupmu adalah memilih. Dan pilihan itu keputusanmu. Keputusan akan lanjutan hidupmu. Tak jarang keputusan itu salah, hanya karena egoisme usiamu. Itu wajar, dan harus kau jalani, agar kau tau arti kehidupan, yang mungkin lebih sulit dari sekarang. Bukan kata atau dalih, yang bisa membebaskanmu dari rasa bersalah. Juga bukan berjuta rupiah yang harus kau berikan kepada kami, yang kau sakiti.
Cukup ingat apa yang pernah kau rasakan. Ingat siapa yang pernah kau miliki. Ingat dimana kau temukan ketenangan untuk pertama kalinya. Ingat apa yang belum kau lakukan selama menjadi manusia selama ini. Kedewasaan mu dituntut! Untuk bisa mengambil keputusan agar hasilnya tak mengecewakan di sisa hidupmu nanti. Bukan kami yang harus menjawab. Karena tak seharusnya menuntunmu di persimpangan jalan ini.
Telah kau miliki semuanya. Semua yang kau butuhkan. Semua yang pasti akan mendukungmu, disetiap prestasi mu. Semua yang pasti menunggumu, mencapai kemenangan duniawi mu. Semua alas an ataupun spekulasi yang kau butuhkan, telah kau temui. Dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Dari yang paling jauh sampai yang paling dekat. Dari yang paling jahat sampai yang paling baik. Hanya saja kau tak menyadari itu.
Kamu yang dibanggakan kini mengecewakan.
Kamu yang pernah jadi nomor wahid kini mulai jadi yang paling kancrit.
Kamu yang berprestasi kini mulai dihindari.
Kamu yang jadi contoh kini dicemooh.
Masihkah ada di logikamu, semua sanjungan? Masihkah kau merasakan kehidupan duniawi yang sejahtera sejauh ini? Masihkah kau merasa nyaman atas kebohongan yang kau simpan hanya dengannya?
Mungkin saja lebih dari kata maaf, untuk bisa menjadikan keputusan yang salah itu dilupakan. Bukan hanya untuk hatiku, tapi kami yang bersedia menanti keputusan keduamu. Juga lebih dari pembuktian untuk membuktikan, mungkin kamu menyesali itu semua.
Dalam hidup ini yang kau butuhkan hanya empat sosok di empat posisi.
Kau dikelilingi, dikerumuni, disegani oleh banyak sisi. Sadari!
Satu posisi di kanan mu, yang pasti akan menggandeng mu untuk bisa melakukan kebajikan. Membisikmu dengan kata - kata halus nan bijak, untuk kuat kan pendirianmu yang rapuh. Untuk bisa sedikit saja, menatapmu dengan tatapan jahat agar tak lagi kau ulangi kesalahan itu.
Satu posisi di belakang mu, yang pasti mengingatkanmu pada keindahan yang pernah kau miliki. Untuk menyadarkanmu, dia ada untuk kesuksesan yang pasti bisa kau dapatkan. Dan dia enggan menangis untuk mu, karna dia yakin, hanya berita bahagia yang akan kau bawa kembali untuknya.
Satu posisi di kiri mu, yang selalu mengujimu akan godaannya yang dahsyat. Yang selalu memperdaya mu akan kemungkaran duniawi. Yang mungkin buatmu jatuh sesekali. Karna dia, melihatmu sebagai pribadi yang rapuh dan mungkin mudah dijamah. Dan posisi ini yang harus kau lawan, sebagai alat pembuktian, rasa bersalahmu.
Satu posisi terakhir di depan mu, dia selau setia. Seribu langkah yang mungkin kau tapaki, dia akan tetap disana. Ditahan harunya, untuk bisa memandangmu dengan wajah tersipu, bahwa dia mampu, mengajak untuk sedikit mengintip pintu surgamu. Dia akan terus berada di depan mu, namun tidak menghalangimu. Dia akan terus di depan mu, sebagai panutan mu, sebagai imam mu, untuk bisa sedikit merasakan semilir angin surga firdaus.
Isi semua posisi itu, jangan dibiarkan kosong. Agar logikamu, terus berjalan, agar hidupmu tak lagi jatuh, agar surgamu semakin dekat, agar semua yang kau idamkan sanggup kau miliki.
Isi semua posisi itu, jangan dibiarkan kosong. Agar kau sadari, keputusanmu yang salah itu, tak pernah kau ulangi, agar kau yakini bahwa memang kau yang terbaik di hidup kami.
Isi semua posisi itu, jangan dibiarkan kosong. Agar kau miliki pribadi yang tangguh, yang tak mungkin dirasuki oleh pendirian yang bukan pendidikanmu.
Dan aku menantimu, untuk mengisi posisi itu.
444.3.7/444.66.8.2.66.444.1// IPM//25/05/0010//