Selasa, 10 Januari 2012

umi


bunda, jka boleh aku meminta padaNya, agar aku diberi karunia terindah, yang kusebut adalah "umi"
bunda, jika saja aku bisa melakukan semua atas ridloNya, itu karena ikhlas mu, "umi"
bunda, jika nanti aku sendiri dalam kesedihan, perbolehkan aku menyebut "umi"

rasa rindu ku kini memang tak bisa ku ungkapkan, dalam lisan atau perbuatan. tapi sungguh, Karunia yang terindah, yang kini ku miliki dariNya adalah engkau Umii..
pernahkah kau merasa lelah atas ulahku? merasa jengkel atas semua perbuatanku? atau setidaknya kau terganggu atas kehidupan mu yang selalu ku repotkan?

satu hari nanti aku akan menjadi seperti mu, mengotori tangan ku dengan kotoran anak ku, merusak keindahan kuku-kuku ku dengan minyak atau melukainya dengan pisau, bahkan, akan kuhancurkan dengan deterjen saat aku mencuci baju suami dan anak-anak ku..

tapi aku tak yakin aku mampu, aku bisa menjadi sehebat dirimu. tersenyum kala suasana itu menyayat hati perempuan ku.
tapi aku meragu mampu bertahan sepertimu, disaat semua wanita diusiamu hidup santai, namun kau harus terus memikirkan masa depan ku dan keluarga kecilmu nanti.
tapi aku merasa tak mampu, melakukan sepertimu, saat memang kau didik aku dalam kesederhanaan yang berbuah ikhtiar. menjalani hari-hari dalam taubah dan selalu berdzikir dalam wirid.
tapi aku meragu saat kau ungkapkan semua ingin mu, adakah aku berusaha untuk wujud kan inginmu.
tapi aku, aku hanya putri kecil yang tak mampu mengerti air mata itu, aku tak pernah tau buih keringat mu, aku tak pernah sadari lelah tulang mu, aku tak sanggup bertoleransi akan umurmu, dan terus berharap kau tau ingin ku.

umi, beruntung kau tak tau betapa kini aku merindu.
rindu akan pagi untuk bisa mengendus bau bantal yang basah karena keringat mu.
rindu akan kaki mu yang terkadang menindih kakiku.
rindu akan sentuhan tangan mu saat membangunkan ku solat subuh.
rindu akan semua bunyi alat dapur mu, untuk membuat sereal atau setidaknya teh hangat saat aku masih SMA dulu.
rindu akan bau tubuhmu, saat aku berpamitan berangkat ke sekolah waktu SMA dulu.
rindu akan makanan buatan mu yang ku habiskan saat aku pulang dari sekolah.
rindu akan bunyi motor mu saat jam5 sore.
rindu akan bunyi air saat kau mandi selalu jam setengah7 malam.
rindu akan bunyi kecapan makan mu didapur.
rindu akan bunyi pintu kamar yang kau jepit dengan baju dibelakang pintu, dan kemudian.. "nia ayo tidur"

umi, aku rindu..
aku rindu..

namun apa yang aku rasakan kini adalah pilihan ku.
hidup mandiri jauh darimu dan ayah.
merasakan betapa jarak benar-benar mengganggu kasih mu dan ayah
dan betapa indah jika berada didekat mu untuk waktu dekat ini
sungguh bersyukur aku merasakan kasih mu dan ayah, namun aku sudah memilih
karena kau menjadikan ku wanita yang tangguh, kuat dan berprinsip

umi, semua yang aku butuhkan selalu kau coba untuk penuhi.
meski itu hanya pengetahuan ku, kau berusaha mewujudkannya.

umi, jangan berhenti senyum yah! karena itu pelipur suntuk paling mujarab.
umi jangan capek masak yah! karena itu nutrisi terbaik untuk gizi ku.
umi, terimakasih untuk semua yang kau beri pada ku
semua hal yang ternilai hingga yang kau ikhlaskan untuk tak bisa ku nilai.

jaga hati mu, kesehatan mu.

jika tahun kemarin kau bawa aku pada tempat terindah, aku berdoa agar Allah SWT akan menempatkan mu di tempat terindah milikNya nanti.
jika setiap detik kau telah memikirkan ku, aku berdoa agar Allah SWT selalu memberikan mu hal terindah yang kau ingini.
jika tangis dan sedih mu selalu kau sembunyikan agar bisa membuat ku tenang, aku berdoa agar Allah SWT tak henti memberikan barokah diantaranya.